Bagaimana hijab dapat menjadi hijab mental?
Hijab mental adalah hendaknya wanita tidak memikirkan pemikiran seksual yang menyimpang, melalui bayangan-bayangan dan fantasi-fantasi yang dirasakannya.
Itu adalah hijab yang harus juga dipegang oleh laki-laki, yakni bahwa dia tidak boleh mengikuti bayangan-bayangan dan fantasi-fantasi seksualnya, atau penyimpangan-penyimpangan yang menyerupai itu, karena pemikiran manusia mencerminkan realitasnya. Setiap orang yang merasakan pemikiran yang menyimpang, maka penyimpangan tersebut berpotensi besar untuk dipraktekkan. Inilah yang kita perhatikan da1am firman-Nya SWT, "Sesungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah diri mereka sendiri. " (QS. ar-R'ad: 11) Ini menunjukkan bahwa realitas internal manusia akan menyiapkan kerangka bangunan realitas eksternalnya. Apabila fenomena internalnya baik, maka refleksi kebaikan itu akan terwujud dalam fenomena eksternal, dan sebaliknya.
Apa hukuman bagi orang-orang yang "tenggelam" dalam imajinasi-imajinasi yang diharamkan (seperti membayangkan keadaan telanjang) dalam pikiran mereka? Apa batas-batas yang tak boleh dilanggar dalam kebebasan berpikir dalam hal ini?
Allah tidak menghisab manusia atas pikiran yang dilakukannya. Hukuman itu dijatuhkan atas tindakan nyata manusia. Manusia dapat berpikir apa saja yang dikehendakinya dan dapat membayangkan apa saja, tetapi Islam menasihatinya agar pikirannya tercurah pada hal-hal yang baik, bersih, suci, dan benar, sehingga kesibukannya dalam memikirkan kejahatan atau kenikmatan yang terlarang atau syahwat yang diharamkan tidak menjadi jalan untuk mewujudkan keharaman-keharaman itu dalam bentuk tindakan nyata.
Bagaimana cara menghindar dari pemikiran yang porno (telanjang) ?
Cara menghindari hal itu adalah, hendaklah manusia menyibukkan pikirannya dengan hal-hal lain. Jika manusia itu benar-benar seorang mukmin, ia akan mempertimbangkan dampak negatif pornografi (ketelanjangan) itu sendiri, atau dari sisi bahwa ia merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah, dan selanjutnya, akan menyeret kepada kemaksiatan dan penyimpangan.
sumber : pesantrenonline.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar